Seperti yang kita ketahui, selam ini air hujan sering disalahkan sebagai salah satu penyebab terjadinya bencana banjir. Terlepas dari urusan membuang sampah sembarangan yang sebenarnya menjadi penyebab utama terjadinya kebanjiran saat hujan lebat melanda, air hujan tetap menjadi objek utama yang disalahkan masyarakat.
Namun, tahukah anda bahwa sebenarnya air hujan itu dapat dimanfaatkan untuk menjadi air minum? Jika benar bisa dimanfaatkan, tentu saja hal ini akan membantu anda menghemat biata pembelian air galon untuk kebutuhan air minum anda sehari-hari ya. Saat ini, tentu saja anda sudah dapat memanfaatkan ait hujan untuk menjadi air minum melalui proses filtrasi atau penyaringan dengan menggunakan alat filter air hujan yang sederhana dan bisa anda buat sendiri.
Menurut penelitian, air hujan ternyata memiliki TDS (Total Dissolve Solid) sekitar 9-100 mg/l. Nilai TDS pada air menunjukkan jumlah banyaknya kandungan zat terlarut yang ada dalam air. Dalam hal ini, ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai TDS air hujan lebih rendah dibandingkan hasil uji TDS pada air sumur yang berkisar antara 500-1000 mg/l. Dan ternyata juga lebih jauh lagi jika dibandingkan dengan TDS air sungai yang memiliki TDS hingga ribuan mg/l.
Semakin tinggi TDS dalam air maka menunjukkan semakin banyak polutan atau zat kontaminan terlarut dalam air tersebut. Dari hasil uji laboratorium menunjukkan ternyata TDS air hujan cukup kecil. Itu artinya air hujan tidak memiliki kotoran atau polutan yang cukup banyak seperti yang ada pada air sumur atau air sungai.
Untuk mengolah air hujan menjadi air minum, digunakan perangkat filter air hujan yang terdiri dari beberapa alat, yaitu:
- Nano filter 0,1 mikron
- Alat pompa air
- Tabung ultra violet
Melalui 3 alat ini, anda akan dapat membuat peralatan filter air hujan yang sederhana dan hasilnya dapat langsung anda manfaatkan untuk air minum. Untuk melakukan proses filter ini, yang pertama dilakukan adalah anda perlu menampung air hujan saat hujan turun. Kemudian setelah ada di tempat penampungan, anda perlu memompa air tersebut untuk menuju ke nano filter 0,1 mikron. Tujuan dilakukan hal ini adalah untuk membunuh bakteri yang ada di dalam air tersebut.
Setelah itu, alirkan kembali air ke tabung ultraviolet untuk membunuh virus dan spora yang terdapat dalam air hujan. Setelah keluar dari tabung ultraviolet, air hujan sudah langsung dapat diminum. Air yang dihasilkan dengan cara filter air hujan ini juga aman untuk diminum karena sudah dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan didalamnya.
Berdasarkan hasil uji laboratorium, melalui cara ini air hujan yang sudah di filter ini memang layak untuk diminum dan aman bagi kesehatan. Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan di UPT Laboratorium Kesehatan milik Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jalan Supratman pada Oktober 2017 lalu menunjukkan hasil yang aaman untuk dikonsumsi karena uji kimiawi yang dilakukan terhadap air hasil filter ini berada jauh di bawah ambang batas maksimal kadar air layak minum yang ditentukan pemerintah.
Berikut ini beberapa hasil uji laboratorium yang menguji kualitas air minum dari filter air hujan sederhana ini diantaranya:
- Kadar klorida: 2,2 mg/l sementara kadar maksimalnya 250 mg/l
- Kadar amonia: 0,22 mg/l sementara kadar maksimalnya 1,5 mg/l
- Zat padat terlarut: 60 mg/l sementara kadar maksimalnya 500 mg/l.

No responses yet